Translate

Saturday, May 28, 2016

SOEHARTO BUKAN DALANG G 30 S PKI



Cerpen ini mempunyai nilai informasi politik penting untuk meluruskan sejarah G 30 S PKI. Sejak Pak Harto jatuh, betapa banyak buku yang menghujat Pak Harto sebagai dalang G 30 S PKI 1965. Yang masih saya ingat adalah buku “Soeharto Sang Primadosa”. Dalam CERPEN langit makin makin mendung, kita bisa melihat betapa sejak tahun 1968, dari sumber-sumber netral yang jauh dari kontrol Soeharto, seperti Majalah Kisah pimpinan HB Yassin itu, sudah jelas bahwa PKI dan Soekarno- Soeban drio aktif bekerjasama dengan China untuk melancarkan agresi kepada Malaysia. Sikap politik Soekarno yang disetir oleh PKI (Aidit) inilah yang membuat Angkatan Darat, terutama Nasution, menentang Soekarno secara frontal. China menjanjikan bom atom kepada Soekarno, menjebak Indonesia untuk bermusuhan dengan Amerika yang sedang berperang di Vietnam. Akal bulus China adalah untuk mengurangi tekanan Amerika kepada China sebagai negara pendukung komunisme Vietnam Utara. China ingin Amerika menyerang Indonesia begitu pasukan Indonesia mendarat di tanah Malaysia. China bermaksud memindahkan front Vietnam ke Indonesia, karena letak Vietnam terlalu dekat dengan daratan China. Angkatan Darat kompak menolak perintah Soekarno menyerang Malaysia karena bisa membuat Indonesia menjadi Vietnam Baru. Prospek Indonesia menjadi pemilik senjata atom (nuklir) juga bisa memicu Perang Dunia Ketiga. Tidak satu pun negara nuklir yang berani mengambil resiko memulai perang nuklir termasuk China dan Russia, itu sebabnya Vietnam saja yang sudah jelas-jelas diserbu Amerika tidak pernah dijanji-in bom atom baik oleh China maupun Russia. Maka janji China itu adalah bohong besar belaka, gobloknya Soekarno yang mau dimanfaatkan PKI dan Aidit. Tujuan sebenarnya adalah menjadikan PKI penguasa Indonesia setelah Soekarno mangkat dan Aidit akan berdamai dengan Amerika dan Malaysia untuk mengamankan hubungan Peking dan Washington. Sekarang kita tahu, dari segi waktu cerpen ini dipublikasikan, tahun 1968, tidak mungkin Soeharto bisa memproduksi propaganda politik seperti isi cerpen ini. Soeharto masih harus menunggu dengan sabar sampai dia berkuasa penuh sebagai Presiden dan mengkonsolidasi kan Orde Baru bertahun-tahun berikutnya. Lagi pula, Kisah bukanlah Harian Angkatan Bersenjata atau Berita Yudha yang bisa dikontrol Soeharto sepenuhnya. Juga, Rendra bukanlah bagian dari kaki tangan Soeharto, dan seumur hidup Rendra memusuhi Soeharto dan tahun 1977 Rendra membaca sajak- sajak serangan yang amat ditakuti Soeharto di kampus- kampus sehingga Rendra pun ditangkap dan ditahan di RTM Guntur. Berdasar cerpen ini, terbantahlah sudah teori bahwa Soeharto adalah dalang G 30 S PKI. Cerpen ini juga memberi informasi luar biasa atas motivasi kenapa PKI ingin mengambil kekuasaan secepatnya menjelang tahun 1965, karena mereka sudah lama menandai bahwa tentara akan mengambil alih kekuasan jika Soekarno mangkat.
…………………………………………………………………………………….
PKI luput mewaspadai Pak Harto, yang diam-diam sudah menanam Syam Kamaruzzaman untuk mengintai gerak-gerik Aidit. Syam lah kuda troya Soeharto untuk menghancurkan Aidit. Letkol Untung dan Kolonel Abdul Latief, hanyalah tentara- tentara goblok yang tidak pernah dipercaya Soeharto, karena mereka lebih loyal kepada Aidit. Itu sebabnya Soeharto menjaga jarak dengan mereka berdua, termasuk mencuekkin Latief yang melaporkan rencana penculikan jenderal-jender al pada malam G 30 S PKI. Soeharto tentu saja sudah tahu hal itu dari sekutu terpercayanya, Syam Kamaruzzaman. Untung dieksekusi Soeharto, Latief dipenjara sampai membusuk dan baru dibebaskan oleh Habibie. Tapi Syam Kamaruzzaman tidak pernah sungguh-sungguh disidangkan dan tidak pernah ketahuan kapan ditahan atau dibebaskan dari penjara alias hanya pura-pura saja disidangkan dan dipenjara, karena dia dilindungi Soeharto sampai kapan pun juga.
——————————————————————————
penulis : Bambang Tri


No comments:

Post a Comment

About Me

Popular Posts

Designed By Seo Blogger Templates